Selasa, 03 Januari 2012

“ Diam membuat kita mati dan bergerak membuat kita hidup"


Dalam masyarakat Jepang, salah satu jenis ikan yang sering diolah menjadi makanan adalah ikan salmon. Ikan salmon akan terasa jauh lebih segar dan lezat apabila saat hendak diolah menjadi masakan, ikan ini masih dalam kondisi hidup. Itulah sebabnya para nelayan selalu memasukkan ikan salmon hasil tangkapannya ke dalam kolam buatan agar di dalam perjalanan menuju daratan, ikan salmon tersebut dapat tetap bertahan hidup. Meski demikian, banyak ikan salmon yang mati di dalam kolam buatan itu.
Lalu, para nelayan mencari cara untuk menyiasati agar ikan salmon di dalam kolam buatan tersebut bisa bertahan hidup. Mereka mencoba memasukkan seekor ikan hiu kecil ke dalam kolam buatan itu. Ajaibnya, hiu kecil itu berhasil membuat ikan-ikan salmon di dalam kolam yang sama terus bergerak. Karena risikonya jika tidak bergerak, ikan salmon itu akan dimangsa oleh hiu kecil. Akibatnya, jumlah ikan salmon yang mati semakin berkurang.
Dari kisah itu kita dapat menangkap pesan moralnya yang berharga: Diam membuat kita mati dan bergerak membuat kita hidup. Apa yang membuat kita diam? Ketika tidak ada masalah dalam hidup kita dan saat kita berada dalam “zona nyaman”. Ini bukan berarti kita harus mencari masalah dalam hidup ini. Namun, kita justru cenderung menjadi lengah dan terlena dalam situasi seperti itu. Begitu terlenanya sehingga kita tak sadar kita sudah “mati” secara perlahan.





1 komentar:

  1. "und setzt ihr nicht das Leben ein, nie wird euch das Leben gewonnen sein"

    hidup yang tak dipertaruhkan, tak akan pernah dimenangkan

    Sjahrir mengutip Friedrich Schiller

    BalasHapus

powered by AKI (Asosiasi Komentator Indonesia) and SHI (Status Hunter Indonesia)