Rabu, 04 Januari 2012

...dan sepatunya pun tak sempat menyentuh tanah.






25 tahun yang lalu di sebuah Sekolah Dasar,,,
Setiap murid maju ke depan kelas dan menceritakan cita-citanya.
Rissa si lucu cantik dengan rambut ala dora menceritakan keinginannya menjadi anggota DPR, dengan menjadi anggota DPR dia bisa mewakili rakyat yang miskin dan memajukan pendidikan,
,,dan pak bakrie pun sang guru mengangguk2 kagum .
Toni anak lelaki tinggi cerdas dan juara kelas mengemukakan keinginannya menjadi Dokter, bisa mengobati orang sakit,,sebuah profesi yang mulia,
,,dan pak bakrie pun mengangguk2 kagum .
Jacky si anak gempal ingin jadi Polisi,sebagai pengayom dan penjaga keamanan bagi seluruh rakyat
,,dan pak bakrie pun mengangguk2 kagum .

25 Tahun kemudian...
Ibu Rissa adalah seorang anggota DPR, Kehidupanya lebih dari standar kemapanan. Gajinya sebagai anggota Dewan melimpah-limpah menyesuaikan dengan gaya hidupnya yang mewah, Rissa memiliki rumah yang besar dan 3 mobil impor mewah, 3 pembantu 2 baby sitter dan 2 supir. Pekerjaannya yang sibuk membuat high heelnya tak sempat menyentuh tanah.

Dokter Toni adalah seorang Dokter Spesialis Kandungan (Ginekolog) . Ia bekerja di sebuah Rumah sakit swasta ternama di Ibukota disamping membuka praktek di rumahnya. Kesibukannya membuat sepatu pantofelnya tak sempat menyetuh tanah,,tak sempat menikmati lumpur.

Ajun Komisaris  Polisi Jacky Wiryanto adalah Kapolsek di wilayah kehidupan malam ibu kota, karirnya melesat karena relasi dari keluarga dan kerabat dan juga kepintarannya berpolitik sikut sana-sikut sini. Para Pebisnis hiburan malam adalah cukongnya. Kehidupannya sebagai perwira menengah bisa dikatakan lebih dari cukup dan mewah. Ia mengatur keamanan dan kelancaran wilayah sektornya tak lepas dari upeti panas para pengusaha legal maupun ilegal,,sebuah hal yang susah dihindari.Kesibukannya pun membuat sepatunya tak sempat menyentuh tanah.

Apakah mereka masih mengingat janji-janji cita-cita mereka saat kecil? Bahkan sepatu merekapun tak sudi menginjak tanah. Di jaman materi adalah segalanya kebutuhan hidup seperti balapan liar tanpa aturan,norma,dan etika. Cukup menyeimbangkan dengan kebaikan, menyumbang panti asuhan, mendirikan mesjid dan dosa2 duniawi menurut mereka bisa terkikis. Itulah potret kehidupan saat ini, tak ada lagi idealisme, hanya realisme berpikir. Distorsi moral bisa menjadi harmoni jika semua kita tidak mempermasalahkan.

,,dan pak bakrie pun sang guru menggeleng2 kecewa…

4 komentar:

  1. yuk kita saling share, ini dia yang di tunggu2 bahasa cerdasnya mak yyhen bahar. salam babayo mak

    BalasHapus
  2. sepatu2 orang jakarta jarang kena tanah, karena harga tanah mahaaaaalllll wkwkwkwk

    BalasHapus
  3. banana leaf seller tiap hari injak tanah,

    BalasHapus

powered by AKI (Asosiasi Komentator Indonesia) and SHI (Status Hunter Indonesia)